Ini, Bedanya Babysitter, Nanny, dan Governess!


Tak sedikit orang tua yang terpaksa harus menyerahkan tugas pengasuhan anak-anak mereka pada seorang Babysitter, Nanny atau Governess karena kesibukan mereka ditempat kerja. Namun, apa sebetulnya perbedan diantara ketiganya? Bukankah ketiganya, baik Babysitter, Nanny atau Governess sama-sama mengemban tugas untuk mengasuh dan menjaga anak? Mari kita bahas bersama!


Perbedaan Babysitter, Nanny dan Governess


Meski kerap dianggap sama, Babysitter, Nanny dan Governess sejatinya merupakan 3 profesi yang berbeda. 


Babysitter



Istilah Babysitter umumnya disematkan pada mereka yang bertugas menjaga bayi dalam rentang usia 0 hingga 2 tahun. Usia dimana anak hanya bisa menangis saat menginginkan sesuatu. Meski adapula anak-anak yang sudah mulai cerewet alias pandai berbicara saat memasuki usia 1 hingga 2 tahun dan mampu mengutaraan keinginan mereka. Selain menjaga bayi, tugas utama Babysitter antara lain ialah, memberi susu, membuat MPASI dan memberi makan bayi (bagi yang sudah berusia 6 bulan keatas), memandikan bayi, mengganti popok bayi, hingga hal-hal lain yang berhubungan dengan si anak. 


Nanny



Tugas seorang Nanny bisa dibilang jauh lebih berat dari pada Babysitter. Sebab seorang Nanny umumnya bertugas untuk mengasuh anak balita yang telah berumur 2 hingga 5 tahun. Usia dimana anak sedang aktif-aktifnya bergerak dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan banyak hal. Tak hanya harus mengikuti anak kemanapun ia bergerak, seorang Nanny juga mesti mengajarkan banyak hal pada anak seperti menyanyi, menggambar, membaca, berhitung, hingga memberitahu anak apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya. Misalnya saat anak sedang bermain dengan teman-temannya, dan ia melihat temannya sedang berkelahi. Seorang Nanny harus bisa memberi pengertian pada anak untuk tidak ikut-ikutan berkelahi. Dengan memberikan alasan yang sederhana namun masuk akal dan dapat diterima anak, seperti "nanti tidak punya teman" dan lain sebagainya. 


Governess



Di Indonesia, istilah Governess mungkin tidak sepopuler Nanny atau Babysitter. Meski demikian, profesi ini sejatinya sering kita temui dimasyarakat. Kalian tentu pernah bukan menjumpai seorang pengasuh anak yang masih terus dipekerjakan meski anak yang diasuhkan sudah cukup besar, katakanlah sudah menginjak usia remaja. Nah mereka inilah yang disebut sebagai seorang Governess. Merekalah yang biasanya akan menemani anak kesekolah, membantu anak mengerjakan PR, dan mengulang kembali pelajaran yang dipelajari anak disekolah. Seorang Governess biasanya bertugas untuk mengasuh anak berusia 6 hingga 14 tahun. Meski adapula yang saking dekatnya dengan si anak dan keluarganya justru diminta untuk bekerja seumur hidup bagi keluarga dirumah tersebut.


Mereka yang berprofesi sebagai Babysitter, Nanny maupun Governess biasanya dapat memilih, ingin melakoni profesi tersebut sebagai pekerjaan penuh atau paruh waktu. Sebab ada keluarga yang menghendaki mereka untuk tinggal dan menetap dirumah tersebut untuk menjaga si anak sepajang waktu. Dan hanya mendapatkan jatah cuti atau libur saat hari raya. Namun adapula keluarga yang hanya membutuhkan pengasuh anak saat mereka tidak dirumah atau sedang bekerja. Maka sekembalinya orang tua kerumah, si pengasuh pun diizinkan untuk pulang. 


Nah, bagi kamu yang tengah mencari seorang Babysitter, Nanny maupun Governess usahakan untuk mencarinya dengan betul-betul selektif. Sebab merekalah yang nantinya akan menemani setiap proses tumbuh kembang anak. Minimal, cari tahu dulu bagaimana latar belakangnya, dimana ia tinggal, dan mengapa ia kemudian bersedia menerima tawaran pekerjaan tersebut. Tanyakan juga, bagaimana metode pengasuhan anak yang selama ini ia kedepankan. Sesuaikah dengan pola asuh yang ingin kamu capai atau justru sebaliknya. Carilah Babysitter, Nanny maupun Governess yang tidak hanya berpengalaman namun juga telah matang secara usia. Karena dibanyak kasus, banyak Babysitter atau Nanny yang justru merusak tumbuh kembang anak dengan selalu menyodorkan gadget agar "anak mau diam". Yang ujung-ujungnya, justru membuat anak menjadi adiksi atau kecanduan gadget. 

Related Posts

Load comments

Comments