Mengenali Gejala Rinitis Alergi atau Hay Fever Hingga Cara Mengendalikannya


Berbeda dengan pilek pada umumnya, rinitis alergi atau hay fever biasanya hanya terjadi pada kondisi atau musim-musim tertentu. Misalnya, saat pagi hari, musim dingin, atau di musim panas saat pohon menghasilkan lebih banyak serbuk sari. Itu mengapa, rinitis alergi biasanya lebih dikenal dengan istilah pilek alergi atau musiman. 


Gejala Rinitis Alergi (Hay Fever)


Gejalanya pun hampir mirip dengan pilek biasa, seperti hidung meler atau mampet, bersin-bersin, rasa gatal pada mata yang kadang menyebabkannya bengkak atau berair, hingga rasa gatal ditenggorokan. Bedanya, rinitis alergi tidak disebabkan oleh serangan virus. Melainkan, lebih kepada reaksi berlebihan yang ditunjukkan tubuh dalam merespons alergen yang hendak masuk.  


Rinitis alergi juga merupakan kondisi yang sangat umum dan bisa dialami oleh semua orang. Menurut data statistik yang dirilis oleh WHO pada tahun 2013 silam. Rinitis alergi bahkan amat mungkin dialami oleh 10 hingga 30% penduduk dunia. Sebuah angka yang bisa jadi telah meningkat, mengingat belum ada data baru terkait hal ini selama 1 dekade terakhir.   


Lantas apa bedanya Rinitis alergi dengan pilek biasa?


Perbedaan Rinitis alergi dengan pilek biasa


Pada pilek biasa, penderitanya mungkin akan mengalami demam dan rasa pegal linu diseluruh tubuh setelah terinfeksi virus. Sementara pada rinitis alergi, tak akan ada demam atau rasa pegal linu yang dirasakan tubuh. Gejala rinitis alergi juga akan hilang dengan sendirinya saat tubuh menjauhi sumber alergen, seperti debu atau udara dingin.


Meski begitu, dalam beberapa kasus reaksi alergi bisa bertambah parah jika tubuh terus terpapar oleh alergen. Dalam dunia medis kondisi ini dikenal dengan istilah anafilaksis. Mereka yang mengalami reaksi anafilaksis biasanya akan mengalami sesak napas, napas menjadi pendek dan berbunyi (mengi), nyeri dada, jantung berdebar-debar, diare, hingga mual dan muntah. Jika sudah begini, penderitanya harus segera dibawa ke rumah sakit atau klinik terdekat utuk mendapatkan pertolongan pertama. Sebab reaksi anafilaksis dapat memburuk dalam waktu yang relatif singkat. Terlebih jika kulit sudah terlihat pucat dan denyut nadi semakin lemah. 


Lalu apa saja alergen yang bisa memicu terjadinya Rinitis alergi? 


Penyebab Rinitis Alergi



Beberapa alergen yang kerap memicu terjadinya rinitis alergi, antara lain:


1. Tungau debu

2. Bulu binatang peliharaan

3. Serbuk sari dari bunga 

4. Spora jamur

5. Serbuk gergaji

6. Lateks


Selain keenam alergen atau penyebab alergi diatas, hal lain yang dapat memperparah rinitis alergi, antara lain:


1. Suhu udara yang terlalu dingin 

2. Lingkungan yang terlalu lembap

3. Wangi parfum yang terlalu menyengat

4. Asap rokok

5. Polusi udara


Mengendalikan Gejala Rinitis Alergi



Meski begitu, gejala rinitis alergi dapat dikendalikan. Setidaknya, ada 4 hal yang bisa kamu lakukan untuk mengendalikan gejala rinitis alergi, yakni:


1. Menjauhi/menghindari alergen


Layaknya alergi makanan, ada alergen tertentu yang kerap memicu seseorang mengalami rinitis alergi. Dimana pemicunya bisa berbeda-beda antara orang yang satu dengan orang yang lain. Pada orang yang satu rinitis alergi bisa saja dipicu oleh tungau debu. Misalnya saat orang tersebut tengah bersih-bersih rumah atau menyapu karpet dengan tungau debu yang sudah cukup tebal. Namun pada orang yang lain, pemicunya bisa saja disebabkan oleh serbuk sari dari bunga yang beterbangan dibawa angin. Atau udara dingin yang mungkin menyeruak dipagi hari. 


Dimana untuk menghindarinya, kamu harus lebih dulu tahu alergen apa yang kerap memicu gejala tersebut. 


2. Berada ditempat yang memiliki sirkulasi udara yang baik


Seperti yang telah kita bahas tadi, selain alergen ada beberapa hal lain yang dapat memperparah gejala rinitis alergi. Salah satunya lingkungan yang terlalu lembap. Mengapa begitu? karena jamur umumnya akan lebih mudah berkembang biak ditempat-tempat yang lembap. Kamu bisa mulai mengurangi barang-barang yang menumpuk dikamar, mengecat ulang dinding kamar, memasang AC, dehumidifier atau exhaust fan hingga sering-sering membuka jendela atau pintu kamar agar ada sirkulasi udara yang baik.


3. Mengkonsumsi Obat Antihistamin 


Jika gejala rinitis alergi dirasa cukup mengganggu. Kamu bisa mengurangi gejalanya dengan mengkonsumsi obat-obatan Antihistamin seperti, loratadine (sangat mudah ditemui di apotek atau toko obat), cetirizine, fexofenadine, levocetirizine, diphenhydramine atau desloratadin. Cara kerja obat ini sejatinya adalah dengan menghambat produksi histamin dalam tubuh. Meski dilain hal histamin berguna untuk mencegah penyakit, namun reaksi berlebihan yang ditunjukkan tubuh pada alergen tertentu justru dapat memicu terjadinya gejala-gejala tertentu yang cukup mengganggu.  


4. Menggunakan masker saat bepergian atau membersihkan rumah


Bagi penderita rinitis alergi, menggunakan masker akan sangat membantu. Baik saat kamu hendak membersihkan rumah. Maupun saat hendak bepergian untuk menghindari paparan asap kendaraan serta polusi udara yang dapat memperparah gejala rinitis alergi. 


Mereka yang mengalami rinitis alergi, umumnya juga akan lebih sering mengalami gangguan pada telinga. Seperti telinga berdenging, atau keluarnya cairan dari telinga tengah, seperti saat telinga kemasukan air. Mereka yang mengidap alergi jenis lain, seperti alergi makanan atau alergi obat juga memiliki persentase yang jauh lebih tinggi untuk mengidap rinitis alergi. Begitu pula dengan mereka yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan kondisi yang sama.  

Related Posts

Load comments

Comments