Mengenal Apa itu Neurosains dan Berbagai Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-hari



Baru-baru ini, Neuralink menjadi perusahaan neuroteknologi pertama yang berhasil melakukan prosedur implan otak pada manusia. Sebuah prosedur medis yang sempat ditentang oleh banyak pihak termasuk FDA karena alasan keamaan. Terlebih karena prosedur serupa memang belum pernah dilakukan pada manusia. Meski begitu, FDA akhirnya memberikan lampu hijau pada Neuralink untuk melakukan prosedur tersebut. Dan secara mengejutkan, dipercobaan pertamanya ini, Neuralink ternyata mampu membuat pasien pertamanya yang mengalami kelumpuhan dari pundak kebawah untuk mengoperasikan komputer dengan otaknya, yap mulai dari menyetel musik hingga bermain catur. Sebuah hasil yang tentu saja amat membahagiakan khususnya bagi pasien dan keluarganya. Hal ini terlihat jelas dari raut wajah sang pasien saat diwawancara di banyak stasiun televisi.


Dan setelah sukses, dengan impan pertamanya ini. Neuralink kini tengah bersiap untuk menjajal device barunya untuk project berikutnya yakni "Blindsight". Sesuai namanya, Blindsight dirancang khusus untuk membantu orang-orang yang kehilangan penglihatan mereka agar dapat kembali melihat. Elon Musk bahkan sempat sesumbar bahwa penemuan terbaru dari perusahaannya ini akan memungkinkan orang-orang yang buta sejak lahir untuk dapat melihat untuk pertama kalinya. Tentu, masih terlalu dini untuk meyakini hal ini, terlebih karena belum ada percobaan atau prosedur medis yang dilakukan. Meski begitu, FDA lagi-lagi telah memberikan izin resmi pada Neuralink untuk melanjutkan penelitian ini dan melabeli "Blindsight" sebagai perangkat terobosan. Dan bukan tidak mungkin Blindsight dapat betul-betul membuat mereka yang mengalami kebutaan untuk dapat kembali melihat. Nah, dari contoh ini kita akhirnya tahu bahwa Neurosains (Neuroscience) ternyata sudah berkembang dengan begitu pesat.


Mengenal apa itu Neurosains?




Di Indonesia, Neurosains (Neuroscience) mungkin bukanlah cabang ilmu yang cukup populer untuk dipelajari. Bahkan kalau boleh jujur, kebanyakan dari kita mungkin baru pertama kali mengenal istilah ini. Neurosains sendiri merupakan ilmu yang digunakan untuk mengungkap misteri otak manusia. Salah satu organ penting yang turut menentukan kualitas hidup seseorang. Saking kompleksnya otak manusia, ada banyak pendekatan dan disiplin ilmu yang mesti digunakan untuk mempelajari hal ini. Tak hanya multidisiplin ilmu kedokteran saja, melainkan juga psikologi, sosial, budaya, ekonomi, politik hingga teknologi.


Penerapan Neurosains Dalam Kehidupan Sehari-hari


Tak hanya dibidang kedokteran, Neurosains juga kerap dimanfaatkan dalam bidang lain, seperti entertain atau hiburan. Dalam bidang kedokteran, Neurosains kerap digunakan untuk merekayasa berbagai penyakit terkait sistem saraf, kelainan genetik, metabolisme hingga penyakit infeksi. Contohnya seperti yang telah kita bahas diawal tadi. Namun diluar konteks kedokteran, Neurosains sejatinya telah banyak digunakan untuk hal lain, misalnya:


1. Dalam dunia perfilman




Pernah nggak sih kalian tiba-tiba merasa takut untuk tidur sendirian atau pergi ke kamar mandi saat tengah malam setelah menonton film horror tertentu? Atau adakah diantara kamu yang tiba-tiba jadi baper dan "melow abis" setelah nonton drama tertentu? Semua emosi yang kamu rasakan ini sejatinya memang dirancang sedemikian rupa dengan menggunakan Neurocinematics. Dikutip dari laman isfn2024.org, Neurocinematics merupakan ilmu yang digunakan untuk mengkaitkan antara jaringan saraf, otak dan pengalaman menonton film. Sehingga terciptalah suasana baper hingga mencekam yang memang diharapkan oleh sang sutradara. Pendekatan ini mengacu pada "The Six Basic Emotion" atau 6 emosi manusia yang mencakup: rasa senang, sedih, takut, marah, jijik dan terkejut.


2. Dalam dunia pendidikan




Jika diperhatikan, dunia pendidikan kita hari-hari ini, sebetulnya sudah mulai menerapkan pendekatan Neurosains. Apa contohnya? Contohnya dapat dilihat dari proses belajar mengajar yang kini melibatkan banyak metode, mulai dari pembelajaran berbasis otak, belajar sambil bermain, belajar melalui seni dan berbagai metode kreatif lain. Dahulu, dunia pendidikan kita mengadopsi pendekatan behaviorisme. Pendekatan yang sudah kita adopsi sejak zaman kolonial karena dianggap lebih terstruktur. Namun beberapa tahun terakhir, Indonesia mulai mengubahnya ke arah humanisme. Atau yang lebih dikenal dengan kurikulum merdeka. Tentu, masih banyak pro dan kontra di masyarakat terkait kurikulum baru ini. Namun kurkulum baru ini, sejatinya dirancang untuk menggali sebanyak mungkin minat dan potensi para siswa yang selama ini belum tersalurkan dengan baik. Sehingga siswa dapat memilih bidang apa yang paling ia suka dan ingin ia pelajari. Hal ini membuat proses belajar mengajar menjadi jauh lebih efektif. Dijenjang Paud dan TK, pendekatan ini bahkan diyakini mampu meningkatkan kapasitas kognitif, motorik, serta perkembangan emosional anak.


3. Dalam dunia bisnis




Sadar atau tidak, setiap kali kamu mencari suatu barang di marketplace. Berandamu akan mulai dipenuhi dengan barang serupa atau yang masih berkaitan dengan barang yang sempat kamu cari itu. Algoritma ini sejatinya dibuat dengan menggunakan pendekatan Neuromarketing. Untuk mengenali perilaku konsumen saat berbelanja. Seperti apa yang sering mereka cari, dan apa yang akhirnya mereka beli.


Nah, itulah 3 contoh penerapan Neurosains dalam kehidupan sehari-hari. Neurosains bahkan disebut-sebut akan menjadi ilmu masa depan yang mampu mengubah hal yang mustahil menjadi mungkin.


Related Posts

Load comments

Comments