Kilas Balik Sejarah Sepak Bola Indonesia



Sejarah sepak bola di Indonesia bermula ketika para tentara kolonial Belanda mulai memperkenalkan permainan ini pada pertengahan tahun 1800-an. Namun kala itu, belum ada satu pun masyarakat pribumi yang dapat turut serta memainkannya. Yap, permainan sepak bola kala itu hanya dimainkan oleh tentara kolonial di asrama atau barak-barak militer mereka saja. Belum ada stadion atau gelanggang olahraga yang dapat digunakan untuk bermain sepak bola. Bahkan masyarakat pribumi sendiri, baru mengenal permainan ini pada akhir tahun 1880-an. Di dekade ini, permainan sepak bola sudah mulai sering digelar di Gymnastiek Vereeniging alias gelanggang olahraga. Banyak masyarakat pribumi dan keturunan Tionghoa yang mulai berbaur dengan kaum kolonial serta turut serta dalam berbagai pertandingan sepak bola. 


Sejak masa inilah, minat masyarakat terhadap permainan sepak bola mulai meningkat. Hingga pada tanggal 20 Oktober 1919, Indonesia berhasil membuat federasi atau perkumpulan sepak bola sendiri yang diberi nama Nederlandsch-Indische Voetbal Bond (NIVB). NIVB sendiri, lambat laun mulai diakui oleh pihak Pemerintah Hindia Belanda. Dan resmi bergabung dengan FIFA pada tanggal 24 Mei 1924. Di masa ini, baru empat kota yang memiliki tim sepak bola sendiri, yakni Batavia atau Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya. 


Lambat laun, para pemuda di berbagai kota lain seperti Yogyakarta mulai ikut memainkannya. Dan hal inilah yang kemudian memotivasi mereka untuk mulai membuat sebuah gerakan yang bertujuan untuk melawan segala bentuk kolonialisme. Namun gelagat mencurigakan ini rupanya mulai tercium oleh pihak pemerintah hindia belanda. Hingga aktivitas ini mulai kembali dibatasi untuk masyarakat pribumi. Hanya beberapa kaum bangsawan yang memiliki gulden lah yang boleh ikut bermain atau menonton pertandingan.  


Namun bukannya menyerah, para pemuda Indonesia justru mulai menggalang kekuatan yang lebih besar untuk membuat federasi sepak bola baru yang dapat mengakomodir minat dan bakat mereka tanpa campur tangan Pemerintah Hindia Belanda. Secara diam-diam mereka mulai menggelar pertemuan tersembunyi yang dimotori oleh Ir. Soeratin Sosrosoegondo. Hingga puncaknya, pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda secara serentak mendeklarasikan ikrar sumpah pemuda.   


Tak sampai disitu, mereka mulai lebih sering menggelar berbagai pertemuan bawah tanah guna mewujudkan federasi sepak bola nasional yang otonom alias bebas dari campur tangan kolonialisme. Hal ini akhirnya terwujud pada 19 April 1930. Atau selang 2 tahun setelah ikrar sumpah pemuda. Kala itu mereka sepakat untuk menamakannya Persatuan Sepakraga Seluruh Indonesia yang kemudian berganti nama menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Indonesia bahkan pernah mengikuti perhelatan Piala Dunia 1938. Dimana saat itu, mereka masih menggunakan nama Dutch East Indies atau Hinda Belanda. Di masa ini, kekuatan Belanda di tanah air sudah mulai berkurang. Hingga selang 2 tahun kemudian (1940), pasukan pendudukan Jepang berhasil mengambil alih kekuasaan Belanda, dan ganti menduduki Indonesia.Di zaman pendudukan Jepang inilah, sepak bola tanah air mulai mati suri. Segala aktivitas mereka mulai dibatasi. Bahkan Soeratin pun memilih untuk meletakkan jabatannya sebagai Ketua PSSI. 




Di masa ini, para pemuda terpaksa tunduk pada aturan Romusha alias kerja paksa. Alih-alih diizinkan untuk bermain sepak bola, mereka justru dipaksa membangun jalur kereta api dan melakukan berbagai pekerjaan berat lain. Yang bahkan menelan korban jiwa hingga ratusan ribu orang. 


Dan baru di tahun 1942, Ki Bagoes Hadikoesoemo yang saat itu menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah berinisiatif untuk mendirikan federasi Kauman Voetbal Club (KVC). Sebuah inisitif yang akhirnya kembali memantik semangat para pemuda dan tokoh PSSI untuk kembali melanjutkan perjuangan. Tak hanya perjuangan untuk kembali menghidupkan sepak bola tanah air, namun juga perjuangan untuk mengusir segala bentuk penjajahan Jepang di tanah air. Singkat cerita, mereka akhirnya bersatu dengan seluruh rakyat Indonesia untuk mengusir pasukan pendudukan Jepang dari Indonesia dan mendeklarasikan Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebuah perjuangan yang akhirnya berbuah manis. 


Selang setahun setelah kemerdekaan, sosok Soeratin yang sempat menghilangpun akhirnya kembali. Bukan kelapangan hijau, melainkan ke medan perang. Ia di beri mandat presiden menjadi Letnan Kolonel dalam satuan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang saat ini kita kenal dengan sebutan TNI. Karena selepas hengkangnya Jepang dari tanah air, Belanda kembali ingin menguasai tanah air. 


Singkat cerita PSSI baru dapat kembali beroperasi sebagai organisasi otonom pada tahun 1949. Dan mulai kembali diakui FIFA sebagai federasi sepak bola nasional pada 1 November 1952


Beberapa dekade kemudian, tepatnya di dekade 70-an nama Indonesia di kancah sepak bola internasional mulai cukup diperhitungkan. 


Bahkan saat ini, sepak bola menjadi salah satu olahraga favorit di Indonesia. 


Related Posts

Load comments

Comments