Benarkah Dunia Maya Lebih Nyaman daripada Dunia Nyata?


Penggunaan internet pada zaman sekarang tentu saja amat jauh berbeda dengan penggunaan internet pada dua puluh tahun lalu. Dahulu, internet yang sebagian besar masih didominasi oleh web 2.0, hanyalah digunakan sebagai media tulis yang berfungsi untuk memperoleh informasi. Namun saat ini, internet telah berkembang sedemikian rupa sehingga setiap orang tidak hanya dapat memperoleh, tetapi juga dapat berbagi informasi secara bebas ke seluruh dunia hanya dengan satu kali klik. Perkembangan internet yang sedemikian pesat kemudian menghasilkan sebuah ruang yang disebut "dunia maya" di mana interaksi sosial antara manusia berlangsung secara daring atau online. Media sosial dan aplikasi instant messenger meseperti Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp dan Line merupakan sebagian fasilitator dalam masifnya kehidupan sosial di dunia maya pada zaman ini.

Tentu saja ada perbedaan yang cukup mendasar antara interaksi di dunia maya dan interaksi di dunia nyata. Misalnya, PDKT pada zaman dahulu pasti sangat berbeda dengan PDKT di zaman sekarang. Di Zaman sekarang, kaum muda mudi dapat mencari pasangan dari belahan dunia manapun melalui aplikasi Tinder misalnya. Setelah berkenalan lebih jauh, mereka dapat mulai melakukan kontak dengan si “dia” melalui instant messenger yang jauh lebih private seperti WhatsApp dan baru kemudian mencari waktu kosong untuk bertemu, sementara zaman dulu tempat paling jauh yang dapat kita jangkau untuk mencari pasangan hanyalah sampai di kampung sebelah dan PDKT-nya pun masih terbilang amat konvensional. Yap, dengan menggunakan "surat". 

Kembali ke dunia maya, komunikasi yang biasa kita lakukan dengan perantara teknologi secara keilmuan sering disebut sebagai Computer Mediated Communication (CMC). Dan hari-hari ini, hampir setiap hari kita melakukan CMC. Ketika kita melakukan chatting menggunakan WhatsApp, mengirim SMS, melakukan tweet di Twitter, melakukan posting dan berkomentar di Facebook, hingga melakukan Live di Instagram dan YouTube sesungguhnya kita sedang melakukan aktivitas CMC.

Dan seperti yang telah kita bahas tadi, CMC amat berbeda dengan komunikasi tatap muka. Tidak hadirnya komunikasi non-verbal pada CMC merupakan perbedaan yang paling mendasar dengan komunikasi tatap muka. Perbedaan mendasar tersebut memberikan berbagai dampak bagi kedua belah pihak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dan salah satu dampak negatif yang seringkali terjadi adalah banyak orang yang kemudian merasa jauh lebih nyaman untuk melakukan komunikasi di dunia maya ketimbang melakukan komunikasi verbal secara langsung dengan bertatap muka.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Hyperpersonal Communication

Pernahkah kamu merasa lebih dapat membuka diri untuk berkomunikasi di dunia maya (misalnya, di media sosial, chatting, telepon, dan SMS) daripada secara langsung? Tidak adanya tatap muka dalam CMC dapat memicu hyperpersonal communication, yaitu suatu keadaan dimana seseorang lebih dapat mengekspresikan perasaannya dengan lebih baik di dunia maya daripada di dunia nyata. Di dunia maya, kedekatan dengan orang lain dapat lebih mudah dibangun karena kita cenderung lebih mudah berbagi informasi yang lebih mendalam.

Terdapat empat aspek yang menyebabkan terjadinya hyperpersonal communication pada diri seseorang, yaitu:

1. Asynchronous

Komunikasi pada CMC pada umumnya bersifat asynchronous, yakni tidak terjadi pada waktu yang bersamaan (meskipun bisa juga bersifat synchronous ketika antar komunikator saling memainkan gadget pada waktu yang sama). Misalnya, ketika kita mengirim pesan melalui WhatsApp, sangat mungkin penerima pesan baru akan membaca dan membalasnya setelah beberapa menit atau beberapa jam kemudian. 

2. Pengirim Pesan

Karena CMC pada umumnya bersifat asynchronous, pengirim pesan memiliki kontrol yang lebih besar (dapat berpikir terlebih dahulu) untuk memilih apa yang ingin disampaikan dan membuka dirinya.

3. Penerima Pesan

Penerima pesan cenderung berpikir lebih positif (overestimasi) ketika seseorang menyampaikan sesuatu.

4. Feedback

Pengirim pesan mempersepsikan feedback (balasan) penting yang diterimanya secara lebih besar, sehingga semakin nyaman dengan dirinya di dunia maya. Sekalipun hal ini hanyalah asumsinya sendiri.

Benarkah Dunia Maya Lebih Nyaman daripada Dunia Nyata?

Efek hyperpersonal communication memang dapat membuat seseorang "merasa" (bisa benar, bisa juga tidak) lebih dapat diterima secara sosial di dunia maya daripada di dunia nyata. Namun sesungguhnya, yang membuat diri kita nyaman ialah ketika kita mampu membuka diri secara apa adanya dan diterima oleh orang lain. Oleh karena itu, sebaiknya kita lebih selektif lagi untuk memilih teman yang mampu menerima diri kita apa adanya. Jika ingin membangun kenyamanan di dunia nyata, kita bisa memulainya dengan mendekati orang-orang yang ada di dekat kita (tetangga, teman sekolah, rekan kerja di kantor, dll), lalu membuka diri secara perlahan sehingga mereka mampu menerima diri kita apa adanya dan menjadi teman dekat kita. Keintiman dengan orang terdekat merupakan kunci kenyamanan dan kebahagiaan dalam hidup yang sebetulnya bisa kamu dapatkan didunia nyata bukan didunia maya.


Related Posts

Load comments

Comments