Inilah, 4 Cara Membedakan ASI Perah (ASIP) yang sudah Basi


ASI merupakan sumber nutrisi penting bagi bayi yang belum dapat mengkonsumsi makanan padat. Para ahli laktasi bahkan menyarankan pemberian ASI eksklusif hingga bayi genap berusia 2 tahun. Maka demi memenuhi anjuran ini, para ibu yang mesti kembali bekerja pasca cuti hamil biasanya akan memerah ASI mereka lalu menyimpannya didalam lemari es untuk diberikan kepada bayi pada saat mereka tidak dirumah. Tentu hal ini sah-sah saja, selama ASI Perah (ASIP) yang diberikan belum basi dan masih layak untuk dikonsumsi bayi.    


Perbedaan ASI Perah yang masih dalam kondisi baik dan ASI Perah yang sudah basi


Namun bagaimana cara membedakan ASI Perah (ASIP) yang sudah basi dengan ASI Perah (ASIP) yang masih layak untuk dikonsumsi bayi? Setidaknya, ada 4 hal yang bisa ibu perhatikan, yakni:


1. Tekstur dan konsistensinya


ASI yang telah diperah dan disimpan dalam suhu ruangan biasanya akan terbagi menjadi 2 lapisan, yakni lapisan atas dengan tekstur yang lebih kental dan kaya lemak (foremilk) dan lapisan bawah yang jauh lebih encer (hindmilk). Hal ini karena komponen lemak dan non lemak yang ada didalam ASI cenderung memisahkan diri, layaknya minyak dan air. Meski demikian, jika ASI Perah masih dalam kondisi yang baik kedua lapisan ini biasanya akan kembali menyatu saat wadah ASI digoyang-goyangkan secara perlahan (tak perlu diaduk/dikocok). 


Sementara jika ASI terlihat masih menggumpal, dan tidak larut atau menyatu saat digoyang-goyangkan. Maka kemungkinan besar ASI sudah dalam kondisi basi. 


2. Aromanya


ASI Perah yang ada dalam kondisi baik biasanya mengeluarkan aroma segar layaknya susu sapi. Atau sedikit asam seperti aroma sabun. Hal ini karena kandungan enzim lipase yang cukup tinggi didalam ASI, yang berperan dalam proses pencernaan bayi. 


Namun pada ASI Perah yang telah basi, aromanya akan berubah menjadi cukup tengik, layaknya susu sapi yang sudah kadaluwarsa. 


3. Warnanya


ASI Perah yang masih baik, akan terlihat berwarna putih kekuningan. Maka jika warna ASI Perah terlihat mulai berubah. Usahakan untuk tidak memberikannya pada bayi. 


4. Rasanya


Rasa ASI umumnya bergantung pada makanan yang ibu konsumsi. Selama tidak kecut atau seperti makanan basi. Artinya, ASI masih dalam kondisi yang layak untuk diberikan. Sebelum memberikannya pada bayi, ibu bisa mencicipinya terlebih dahulu. 


Daya tahan ASI Perah (ASIP)



Lantas berapa lama ASI Perah (ASIP) dapat bertahan? 


American Academy of Pediatrics (AAP) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sependapat, bahwa ASI Perah yang disimpan pada suhu ruangan (25°C atau kurang) harus segera diberikan pada bayi sebelum 4 jam. Sementara ASI Perah yang telah dimasukkan kedalam lemari pendingin bagian bawah (dengan suhu 4°C atau kurang) harus diberikan sebelum 5 hari. Jika ingin mengawetkannya lebih lama lagi, ibu bisa memasukkan ASI Perah kedalam freezer bersuhu 0 - (-) 20°C. Dalam suhu tersebut ASI Perah dapat bertahan selama 3-12 bulan. Meski begitu, ibu tetap dianjurkan untuk tidak menyimpan ASI terlalu lama. Usahakan untuk segera memberikan ASI yang diperah agar nutrisinya tidak berkurang. CDC juga menganjurkan untuk tidak kembali membekukan ASI Perah yang sudah dicairkan. Sisa ASI Perah yang sudah diminum, juga harus segera dihabiskan bayi sebelum 2 jam. 


Hal-hal yang perlu ibu perhtikan saat hendak menyimpan ASI Perah (ASIP)



Ada beberapa hal yang perlu ibu perhatikan agar ASI Perah tidak cepat basi, yakni:


1. Pastikan tangan sudah dalam keadaan bersih jika ingin memerahnya dengan tangan. Begitupula jika ibu hendak menggunakan pompa ASI, pastikan alamt pompa sudah dalam keadaan bersih dan steril untuk memperkecil kemunkinan tumbuhnya bakteri pada ASI yang diperah. 


2. Gunakan wadah steril yang tertutup dengan rapat. Ibu bebas menggunakan wadah kaca atau plastik, namun jika hendak menggunakan wadah plastik, hindari wadah yang memiliki simbol daur ulang dengan angka 7. Sebab simbol tersebut menandakan adanya kandungan BPA didalam wadah tersebut. 


3. Jangan lupa untuk memberikan label tanggal pada setiap wadah ASI yang hendak ibu simpan. 


4. Jangan simpan ASI Perah dipintu kulkas atau freezer. Sebab bagian inilah yang paling sering mengalami perubahan suhu saat dibuka tutup. Usahakan untuk menyimpan ASI Perah dibagian dalam kulkas. Atau jika mungkin, tempatkan ASI Perah terpisah dengan isi kulkas yang lain dengan menggunakan tas pendingin khusus. 


5. Untuk menjaga kualitas ASI, segera simpan ASI yang ingin dibebukan kedalam lemari es.


6. Jangan pernah mencairkan atau memanaskan ASI dengan microwave karena hal ini justru akan menghilngkan nutrisinya. Cukup pindahkan ASI dari freezer ke bagian bawah kulkas selama 1 malam untuk mencairkannya. Atau celupkan wadah ASI kedalam air hangat untuk memanaskannya. 


Nah, itulah 4 cara membedakan ASI Perah yang masih ada dalam kondisi baik dengan ASI Perah yang sudah basi. Serta beberapa hal yang perlu ibu perhatikan saat hendak menyimpan ASI Perah kedalam lemari pendingin agar tidak mengurangi kualitas ASI. Hindari pemberian ASI Perah yang sudah basi kepada bayi karena hal ini dapat memicu munculnya tanda-tanda keracunan makanan pada bayi seperti: diare hingga mual dan muntah. Segera periksakan bayi, ke dokter spesialis anak, jika beragam keluhan tersebut mulai dirasakan bayi. 


Related Posts

Load comments

Comments