Kembangkan Startup-mu, Lewat Program Startup Studio Indonesia Batch 3


Tren pertumbuhan startup di Indonesia, bisa dikatakan ~ ada dalam fase yang cukup baik. Indonesia bahkan menempati urutan ke-5 sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia. Yap! terhitung hingga bulan Maret 2021 lalu, ada lebih dari 2 ribu startup yang telah mulai beroperasi ditanah air. Jumlah yang tentu saja akan terus bertambah, seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan teknologi dan inovasi. 


Masalahnya, mendirikan startup dan membuatnya mampu berkembang adalah dua hal yang amat berbeda. Banyak startup yang kemudian gagal mengeksekusi permintaan pasar karena enggan untuk "beradaptasi". Padahal dari segi konsep, ide-ide yang mereka kemukakan bisa dikatakan cukup brilian. Hal ini karena yang dibutuhkan pasar bukan hanya sekedar konsep yang matang, namun juga solusi atas kebutuhan yang mereka hadapi. Atau adapula sebetulnya, startup yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat, namun tetap gagal karena kurangnya resources. Problem inilah yang kemudian menjadi concern utama pemerintah. Lewat program Startup Studio Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementrian Kominfo. Pemerintah berharap, startup digital yang telah ada dapat terus berkembang dan melakukan scale up


Startup Studio Indonesia Batch 3 yang kini telah sampai pada tahap coaching session, diharapkan mampu memfasilitasi startup-startup potensial yang masih kesulitan mengembangkan skala usaha mereka. Khususnya yang telah sampai pada tahap product-market fit


Mengembangkan Startup Hingga Tahap Product-market Fit



Bagi kamu yang masih cukup asing dengan istilah yang satu ini, product-market fit sendiri merupakan konsep atau istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan sebuah kondisi bisnis tertentu. Sebuah perusahaan dapat dikatakan ada dalam tahap product-market fit, jika produk/jasa yang mereka jual mampu memenuhi permintaan dan kebutuhan pasar. Dimana tingkat kepuasan konsumen menjadi indikator utamanya. Hal ini dapat terlihat dari seberapa banyak konsumen yang merasa puas lalu merekomendasikannya secara sukarela kepada orang-orang yang mereka kenal. Serta tetap menggunakannya, setelah pemakaian pertama mereka. Yap, ada retention rate yang tinggi dalam rentang waktu tertentu. 


Lantas bagaimana cara mengembangkan startup hingga sampai pada tahap product-market fit? 


1. Pahami Kebutuhan Pasar


Saat hendak membangun sebuah startup, kita harus dapat membedakan mana yang memang dibutuhkan pasar? dan mana yang belum dibutuhkan? Karena banyak startup yang sayangnya justru hadir untuk menawarkan produk/jasa yang terlampau modern dan belum dibutuhkan oleh masyarakat. Tak salah memang untuk tetap berinovasi tanpa batas. Namun jangan pula mengesampingkan fakta bahwa masyakarat hanya akan membeli atau menggunakan apa yang benar-benar mereka butuhkan saat ini. Disinilah pentingnya melakukan riset pasar terlebih dahulu, sebelum membuat sebuah rencana bisnis dan mulai mendirikan sebuah startup


2. Buat sebuah rencana bisnis yang matang


Tentukan target pasar yang hendak kamu tuju, dan mulailah untuk memberikan solusi atas kebutuhan yang mereka miliki. Karena sebuah ide yang baik, harus dieksekusi dengan rencana yang baik pula. Agar jangan sampai perusahaan justru berjalan tanpa arah 


3. Ciptakan value yang akan menjadi pembeda


Mendirikan startup bukan berarti harus menciptakan sesuatu yang betul-betul baru. Kamu bisa menghadirkan inovasi untuk sesuatu yang telah lama ada. GoJek misalnya, startup yang telah sukses menyandang status decacorn ini awalnya hanya membuat layanan pihak ketiga untuk menghubungkan tukang ojek dengan orang-orang yang membutuhkan jasa mereka secara daring. Mereka tidak hadir untuk menciptakan sebuah moda transportasi baru, melainkan memanfaatkan moda transportasi yang telah ada supaya lebih mudah dijangkau oleh masyarakat. That's the point. Ciptakan value yang membuatnya lebih dibutuhkan. 


4. Menentukan harga pasar yang tepat


Mendirikan startup berarti siap memenuhi kewajiban pajak. Oleh karenanya, tak hanya harga produksi yang harus dipertimbangkan, melainkan juga besaran pajak yang harus disampaikan pada negara. Dua hal inilah yang harus menjadi acuanmu saat hendak menentukan harga pasar. 


5. Memikirkan strategi monetisasi


Saat mendirikan startup, kamu harus bisa mengira-ngira berapa dana yang kamu butuhkan? Untuk apa saja dana tersebut akan dialokasikan? dan bagaimana strategi monetisasi-nya agar mampu memperoleh return? Ingat, tujuan utama kita berbisnis adalah untuk mendapatkan keuntungan. Jadi jangan hanya sekedar mendirikan startup, lalu ikut-ikutan "bakar uang" tanpa tujuan dan target yang cukup jelas. 


Hal-hal seperti inilah yang coba difasilitasi pemerintah melalui program Startup Studio Indonesia Batch 3. Lewat mentoring dari para founder startup yang telah berpengalaman. Mereka yang baru memulai, diharapkan mampu memiliki fokus yang benar untuk mengembangkan bisnisnya. 


Related Posts

Load comments

Comments