Apa Saja Risiko Bisnis pada Sektor Ritel?


Industri ritel dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan dan tantangan yang begitu kompetitif. Bahkan ada beberapa pemain ritel besar yang terpaksa harus gulung tikar karena tidak mampu beradaptasi dan mengelola risiko dengan baik dan benar. 


Pengelolaan bisnis ritel baik sekala besar maupun kecil membutuhkan kesiapan pengelolaan, mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan, ketrampilan (baik soft maupun hard skill), pemilihan produk sesuai target konsumen hingga strategi pemasaran.


Belum lagi dalam hal manajemen risiko industri ritel modern dan sekaligus kepekaan dalam melihat peluang agar dapat memiliki kompetensi untuk bertahan dalam bisnis ritel (continuous competitive advantage) yang akan datang dengan persaingan lebih ketat. 

Namun dari beberapa contoh pemain bisnis ritel yang sampai saat ini masih eksis dan mampu bertahan ditengah kompetisi, para pemain tersebut paham akan tantangan-tantangan yang harus dihadapi dan mampu menganalisa risiko serta menerapkan strategi. Lalu apa saja risiko bisnis pada sekor ritel? Berikut ini diantaranya: 


  • Risiko karena salah memilih jenis usaha yang akan dijalankan.
  • Risiko karena salah membuat anggaran.
  • Risiko karena salah memilih mitra bisnis
  • Risiko karena salah memilih waktu pembukaan usaha
  • Risiko langkanya bahan baku
  • Risiko kenaikan bahan baku
  • Risiko salah dan keterlambatan kedatangan pesanan bahan baku
  • Risiko kerusakan mesin
  • Risiko listrik atau telepon mati
  • Risiko kesalahan proses produksi
  • Risiko dari adanya persaingan
  • Risiko naik turunnya daya beli masyarakat
  • Risiko perubahan selera konsumen (tren yang berubah)
  • Risiko kenaikan nilai tukar
  • Risiko karena menjual secara kredit, dll.


Berbagai macam risiko tersebut pasti bisa menggangu jalannya usaha dan pastinya akan berimbas kepada kerugian finansial. Oleh karena itu, dibutuhkan penerapan manajemen risiko bisnis ritel yang baik dan tepat sehingga bisa meminimalkan risiko. Salah satu cara untuk melakukan pengelolaan risiko adalah bekerjasama dengan broker atau pialang asuransi. Broker asuransi akan membantu mengidentifikasi dan menganalisa risiko hingga memberikan pilihan solusi termasuk asuransi bisnis.


Asuransi bisnis merupakan perlindungan terhadap usaha sebagai salah satu cara untuk meminimalisir kerugian secara finansial akibat risiko yang dapat terjadi.

Peran Broker (Pialang) Asuransi

Broker asuransi secara resmi diatur dalam UU No 40 tahun 2014 Pasal 1 Ayat 26 yang berperan memberi rekomendasi atau mewakili pemegang polis, tertanggung atau peserta dalam melakukan penutupan asuransi atau asuransi syariah dan/atau penyelesaian klaim. Secara garis besar, berikut adalah peran dari broker (pialang) asuransi:


1. Konsultasi Risiko


Kebutuhan pengelolaan risiko di perusahaan biasanya unik dan berbeda, maka perbedaan inilah yang menuntun broker asuransi memberikan layanan konsultasi risiko untuk menjawab kebutuhan tersebut.


Broker asuransi diharuskan memiliki kemampuan dan pemahaman yang melampaui pengetahuan asuransi. Spesialisasi industri bisa menjadi keharusan bagi perusahaan broker asuransi yang menjalankan peran konsultasi ini dengan baik.

Sehingga, broker asuransi memiliki kemampuan untuk merancang, menganalisa dan bernegosiasi dalam kepentingan klien atau calon pembeli polis asuransi. 


Pada akhirnya produk polis asuransi yang diberikan atau ditawarkan ke klien bisa jadi sangat berbeda dari produk asuransi yang diinginkan klien dan/atau produk asuransi yang umumnya beredar di pasar. 


2. Menjadi penghubung antara klien (tertanggung) dan perusahaan asuransi (penanggung)


Setelah melakukan identifikasi risiko terhadap perusahaan klien, broker asuransi akan memberikan paket asuransi yang beragam, menjembatani pemilihan paket asuransi, hingga mempersiapkan dan membuat desain kontrak asuransi yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan klien (tertanggung).


Bekerjasama dengan broker asuransi akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan mulai dari membantu dengan langkah-langkah mitigasi untuk kemungkinan permasalahan yang muncul hingga memberikan pilihan asuransi sesuai dengan profil risiko bisnis dan industri, baik  ritel maupun industri lainnya. Broker juga akan membantu memberikan konsultasi jika terjadi klaim.

Related Posts

Load comments

Comments