Uniknya Desain Minimalis pada Gereja di Dunia


Di zaman sekarang, hampir seluruh bangunan perumahan baru mengadopsi konsep minimalis modern baik untuk eksterior maupun interior bangunannya. Dari rumah subsidi pemerintah hingga rumah mewah di kompleks elite. Minimalis yang datang dari filosofi budaya Zen dari Jepang menekankan kebebasan dan esensi hidup pada sebuah bangunan. Adapun beberapa ciri-cirinya yakni penggunaan bahan-bahan material yang sederhana, bentuk geometris, pencahayaan alami, serta meminimalkan penggunaan hiasan ruangan.

"Esensi hidup dan kebebasan pada sebuah bangunan." Pemahaman inilah yang menjadikan konsep minimalis tidak hanya diadopsi untuk rumah-rumah dijual di zaman sekarang, namun juga bangunan dengan esensi spiritual yang dalam, seperti tempat peribadatan misalnya.

Di dunia, pengaplikasian konsep minimalis modern pada tempat peribadatan paling banyak yaitu di Gereja. Jika biasanya bangunan gereja identik dengan luasan yang besar dan sentuhan dari zaman kolonialisme serta penyebaran paham gereja di zaman lampau, gereja dengan konsep minimalis modern tentu berbeda, baik dari ukuran maupun desain.

Bukan seberapa besar atau sebagus apa motif aliran yang dibawa pada gereja tersebut, namun pandangan "listen to figure" dari konsep minimalis yakni menemukan kualitas berharga dalam esensi kesederhanaan yang membuat aspek kedekatan spiritualisme sangat kental dalam bangunan tersebut. Kesederhanaan desain yang memberikan nuansa spiritualisme yang kuat dalam bangunan gereja modern minimalis tersebut merupakan poin penting yang menghadirkan kekhidmatan aktivitas peribadatan. Untuk mengenal lebih jauh seperti apa uniknya gereja minimalis modern, berikut adalah sejumlah contoh-contohnya:

San Paolo Apostolo 


Gereja minimalis umat katolik roma yang terletak di Foligno, Italia memiliki luas eksterior 22,5 meter persegi dengan panjang seluas 30 meter persegi dan tinggi 36 meter persegi. Gereja berbentuk "kotak di dalam kotak" terbuat dari beton (reinforced concrete) terinspirasi dari Kapel Notre Dame du Haut di Particolare, Perancis. Memunculkan konsep kolaborasi hubungan antara bangunan dan langit, komposisi beton berwarna abu-abu muda yang didukung oleh pencahayaan natural dari luar membuat kesan terang dalam interior gereja saat aktivitas peribadatan di pagi hari. 

Chapel in Valleaceron

Credit image: archdaily.com

Berlokasi di Valleaceron, Spanyol, memiliki struktur yang unik berbentuk geometris. Terletak 2 kilometer dari perkotaan, kapel yang selesai dibangun pada 2009 tersebut berada di atas perbukitan dengan lanskap yang indah. Letaknya di atas bukit membuat kapel ini disebut sebagai kapel rahasia yang sangat menunjang suasana yang berbeda pada aktivitas peribadatan.

Kapel ini terbentuk dari material cor semen premium (golden concrete) sebanyak 95 persen yang digabungkan dengan kaca-kaca besar sebagai tempat masuknya cahaya. Dalam interiornya, kapel ini menggunakan sangat banyak pencahayaan alami, atau sangat minim pencahayaan buatan dari lampu. Kuncinya terletak pada hubungan spasial eksterior-interior yang menimbulkan nuansa terang tanpa bantuan pencahayaan buatan.

Capela de Santa Filomena

Credit image: yatzer.com

Berlokasi di Figueira da Foz, Portugal, kapel berbentuk rectangular tersebut mengombinasikan bentuk limas dan kotak mejadi satu kesatuan. Terbentuk secara keseluruhan dari semen, kapel berwarna abu-abu pada bagian luarnya serta berukuran sangat kecil ini hanya memiliki 1 pintu masuk dan dua jendela yang masing-masing berbentuk persegi dan rectangular. Pada dinding yang terdapat kaca jendela berbentuk kotak, terdapat patung Yesus Kristus yang menghadap ke bagian luar kapel. 

Warna putih yang mendominasi di bagian interior serta penataan furnitur kursi jemaat yang tidak terlalu banyak memunculkan kesan bersih, sederhana, dan penuh dengan cahaya. Tidak hanya kental dengan nuansa spiritual jika dilihat dari luar, pada bagian interior sebuah salib besar dari kayu turut memunculkan nuansa yang religius dan khusyuk untuk aktivitas peribadatan




Related Posts

Load comments

Comments