Fenomena "File Sharing" Online


Masih inget sama penutupan layanan Megaupload (megaupload.com) sekitar 2 tahun silam? Setelah Megaupload, kini giliran Hotfile (hotfile.com) yang memutuskan untuk menutup layanan file sharing onlinenya secara permanen. Dan alasan penutupannya pun masih setali tiga uang sama megaupload, yupz apalagi kalo bukan karena pelanggaran Hak Ciptra Digital dan Pembajakan hhe...

Setelah mencapai kesepakatan untuk membayar ganti rugi sebesar $80,000,000 kepada MPAA (Motion Picture Association of America) dan menghapus "Premium Plan Offers" mereka serta menyetujui penggunaan teknologi sidik jari digital (yang katanya sebagai upaya mengurangi pembajaka dan pencurian hak cipta digital), sebagai bentuk dari kesepakatan mereka dengan MPAA. Akhirnya beberapa waktu lalu Hotfile secara resmi menutup layanan file sharing mereka.

Dan kalo anda iseng ngebuka websitenya, anda cuma akan nemuin kata-kata berikut ini:



“As a result of a United States federal court having found Hotfile.com to be in violation of copyright law, the site has been permanently shut down. If you are looking for your favorite movies or TV shows online, there are more ways than ever today to get high quality access to them on legal platforms.”

*persis kaya gambar diatas*

Cuma ya balik lagi sih, selama penikmatnya masih banyak, saya rasa sampe kapan pun yang namanya file sharing online masih akan terus tumbuh subur dibelahan negara manapun, termasuk Indonesia. Liat aja, biarpun udah semakin banyak layanan file sharing yang ditutup, toh justru semakin banyak file sharing baru yang bermunculan, bener nggak? bahkan file sharing sekelas megaupload aja, yang udah jelas-jelas ditutup, pemiliknya ditangkep dan asetnya disita pun, sekarang bisa dengan bebas bikin file sharing online baru bernama mega.co.nz, edan nggak tuh? 

Dan jangan salah, di Indonesia pun file sharing sebesar indowebster.com dan idup.in, belum satupun yang dijamah sama pemerintah, dan bisa diitung berapa keuntungan mereka hanya dari premium member dan iklan yang mereka pasang, belum lagi donasi yang mereka terima. 

So, itu juga mungkin yang ngebuat bisnis file sharing online tumbuh subur dimana pun hhe... 

Dan nggak munafik, saya pun termasuk pecinta konten bajakan, yang selama ini cukup terbantu sama keberadaan file sharing online *dasar 

Cuma yang saya nikmatin dan saya bagiin (iya, kadang saya bagiin juga di blog hhe) ya cuma sebatas konten entertaining kaya film, music, sama aplikasi HP aja sih, alesannya ya simple aja, saya bisa lebih cepet niikmatin file film dan music yang originalnya pun mungkin belum masuk ke Indonesia dan untuk aplikasi HP, tentu karena saya bisa dapetin itu secara gratis, nggak perlu bayar puluhan sampe ratusan dollar cuma untuk sebuah aplikasi (biarpun saya tau sih itu sama aja nggak menghargai developernya, cuma ya mau gimana lagi hhe)

Tapi untuk urusan software, jujur saya sendiri lebih suka pake freeware atau software yang klo pun berlisensi bisa saya dapet secara gratis baik dari pameran, lisensi kantor, lisensi kampus (bodo amat kampusnya siapa hhe), maupun dari tempat lain yang bisa saya pastikan originalnya biarpun itu lisensi bersama milik sebuah badan profit maupun non profit. Alesannya cuma satu, di Jakarta sering ada penggerebekan software bajakan ke kantor-kantor hahaha... 

Jadi, ketimbang gaji dipotong gara-gara pake software bajakan atau crackan mending saya pake freeware atau software yg berlisensi resmi :) 

Intinya sih, untuk beberapa alasan saya termasuk yang pro sama keberadaan file sharing online, soalnya selain bisa dapet konten bajakan, disatu sisi saya masih butuh bantuan Google Drive dan temen-temennya untuk nyimpen backup-an file-file kantor saya :) 

So, gimana dengan anda? termasuk yang pro kah? hhe... 

Related Posts

Load comments

Comments